Apa Anda pernah mendengarkan sebuah lagu, kemudian ketika lagu itu telah berhenti, musiknya masih mengalun di kepala Anda? Kemudian Anda tak bisa mengeluarkan musik itu dari kepala Anda. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Peneliti menyebut gejala ini sebagai "earworm" atau cacing telinga. Namun ini bukan berarti ada parasit yang masuk ke telinga Anda dan bertelur di dalamnya. Ini adalah gejala di mana otak Anda bekerja untuk mengisi kekosongan dalam irama sebuah lagu.
Lagu yang Anda dengar memicu bagian otak yang dinamakan auditory cortex (korteks pendengaran). Para peneliti di Dartmouth University menemukan bahwa ketika mereka memainkan bagian dari sebuah lagu yang akrab di telinga subyek penelitian, maka korteks pendengaran mereka secara otomatis ikut menyanyikan bagian yang hilang.
Dengan kata lain, otak akan terus 'bernyanyi' bahkan setelah lagu itu berakhir. Salah satu cara agar lagu itu tidak terulang dalam otak Anda adalah dengan menyanyikannya lagi dan lagi. Sayangnya, seperti gigitan nyamuk, semakin Anda menggaruk semakin Anda akan merasa gatal. begitu juga dengan lagu ini, semakin Anda memaksanya keluar, maka lagu itu akan terus diputar, tak berhenti.
Teori lainnya menyebutkan bahwa lagu yang terus kita mainkan dalam kepala kita sama dengan pikiran yang berusaha kita tekan. Semakin kita mencoba untuk melupakannya, maka pikiran itu akan semakin menempel pada otak kita.
Sementara itu, ahli lainnya mengatakan bahwa earworms hanya cara otak agar tetap sibuk ketika dia tak melakukan apapun. Seperti halnya teori yang bermacam-macam, gejala ini juga memiliki beberapa nama lain, yaitu "repetunitis" dan "melodymania."